Industri vape tidak lagi hanya berbicara soal kandungan nikotin. Konsumen sekarang jauh lebih sadar akan rasa—apa yang mereka hirup harus terasa, nyaman, dan sesuai suasana hati. Tahun 2025 menandai babak baru: flavor vape menjadi kunci utama pembeda antar brand.
Artikel ini akan membantu Anda melihat tren dari sudut pandang pengguna: rasa seperti apa yang mereka cari, bagaimana mereka menilai sebuah liquid, dan apa yang bisa Anda hadirkan agar produk Anda relevan di pasar.
Apa yang Diinginkan Pengguna Vape Saat Ini?
Pengguna vape 2025 tidak hanya loyal pada satu rasa. Mereka senang eksplorasi, mencoba yang baru, dan ingin pengalaman yang berbeda dari satu botol ke botol lainnya.
Tiga hal utama yang jadi pertimbangan mereka:
- Kenyamanan rasa: tidak terlalu tajam, tidak bikin enek.
- Efek sensorial: ada dingin, creamy, fizz, atau aftertaste yang menarik.
- Personal feel: rasa yang mencerminkan mood, cuaca, atau gaya hidup.
Tiga Gaya Flavor yang Paling Dicari di Tahun 2025
1. Buah Dingin dan Segar untuk Harian
Rasa fruity iced tetap jadi andalan karena ringan, menyegarkan, dan cocok untuk digunakan di berbagai situasi—terutama di cuaca panas.
Contoh rasa:
- Mango freeze
- Grape citrus ice
- Melon blast with mint
Sensasi dingin ringan membuat rasa ini cocok untuk pengguna baru maupun pemakai lama yang ingin selingan dari rasa creamy berat.
2. Creamy Nostalgia untuk Pengalaman Vaping yang “Hangat”
Bukan sembarang creamy. Yang laris di 2025 adalah creamy dengan referensi lokal—rasa yang akrab dan membangkitkan kenangan.
Contoh:
- Alpukat kocok creamy
- Es susu kacang hijau
- Cookies pisang krim
Ini rasa yang cocok dinikmati sore hari, dengan format freebase yang lebih tebal dan nikmat di mod.
3. Rasa Campuran Unik yang Bikin Penasaran
Generasi muda tidak hanya cari enak, tapi juga rasa yang bisa dibagikan—secara literal (sharing) dan sosial (konten).
Contoh:
- Lemon soda + butter vanilla
- Anggur + boba + salted cream
- Teh tarik herbal
Rasa-rasa seperti ini menimbulkan rasa penasaran dan mudah jadi viral jika dikemas dengan visual dan nama yang catchy.
Cara Membangun Flavor yang Sesuai Ekspektasi Pengguna
1. Perhatikan Pola Konsumsi Harian
Apakah produk Anda akan digunakan pagi hari? Saat kerja? Saat santai? Ini akan memengaruhi pilihan rasa:
- Pagi: fruity segar
- Malam: creamy lembut
- Siang panas: rasa dengan efek soda atau cooling agent
2. Gunakan Pendekatan Multi-Layer
Pengguna menyukai rasa yang tidak flat. Coba formula:
- Layer 1: fruity
- Layer 2: hint fizz atau creamy
- Aftertaste: menthol atau herbal
Rasa seperti ini memberikan kejutan yang menyenangkan dan tidak cepat bosan.
3. Format Liquid = Format Mood
Salt Nic:
- Untuk rasa ringan, cocok di pod
- Target: pengguna harian, entry-level
Freebase:
- Untuk rasa bertekstur, bold
- Target: pengguna veteran, mod enthusiast
4. Nama Rasa yang Punya Cerita
Jangan asal tulis “Leci Mint” atau “Creamy Banana”. Tambahkan imajinasi dan narasi. Misalnya:
- “Tropical Daydream”
- “Morning Mood Latte”
- “Sparkling Jungle”
Nama-nama seperti ini bukan hanya menarik, tapi juga membantu membangun emotional resonance.
Kenapa Brand Perlu Menyesuaikan Diri?
Pasar 2025 lebih kompetitif, lebih cepat berganti selera, dan lebih visual. Brand yang menutup mata pada preferensi pengguna akan cepat tergeser.
Brand yang mau mendengar, berinovasi, dan menyesuaikan portofolio rasanya secara berkala akan mendapatkan:
- Loyalitas komunitas
- Review positif organik
- Pembelian berulang
Maklon yang tepat bisa membantu Anda merumuskan rasa berdasarkan tren dan hasil uji komunitas. Ini mempercepat pengembangan tanpa harus trial & error terlalu lama.
Penutup: Dengarkan Pengguna, Lalu Buat Mereka Jatuh Cinta
Jika ada satu hal yang menentukan keberhasilan produk liquid vape di 2025, itu adalah rasa yang nyambung dengan penggunanya. Dan untuk mencapainya, dibutuhkan empati, eksplorasi, dan mitra produksi yang bisa mengeksekusi dengan presisi.
Jangan hanya ikut tren. Ciptakan rasa yang membentuk tren. Maka brand Anda akan lebih dari sekadar produk—tapi jadi bagian dari pengalaman hidup pengguna.